Selasa, 23 Desember 2014

Daya Pulih Masyarakat Aceh

Sepuluh tahun silam, bencana tsunami yang sangat hebat melanda Aceh, provinsi ter-sabang Indonesia. 


Tsunami tanggal 26 Desember 2004 tersebut menewaskan 160.000 masyarakat Aceh. Sedangkan pada tanggal 11 Maret 2011, Sendai, Jepang juga dilanda tsunami hebat. Namun dengan tingkat pendidikan masyarakatnya, fasilitas yang canggih, dan kesiapan pemerintah, korban tewas di Jepang berjumlah 20.000 jiwa. Satu per delapan korban Aceh.


Namun, ada sesuatu yang unik dari kedua bencana tersebut. Setelah kejadian kelam Aceh, masyarakat yang selamat tidak mengalami gangguan mental yang serius. Berbeda dengan Jepang, di mana pasca tsunami banyak terjadi bunuh diri akibat gangguan mental karena tsunami. Menurut NBC News, lebih dari 60 orang bunuh diri akibat tsunami tersebut. Yang lebih mencengangkan, dua bulan setelah tsunami, yaitu bulan Mei, 2011, terdata 3375 manusia melakukan bunuh diri. Penelitian oleh Kesennuma City Hospital dan Tohoku University (Epilepsia, 2011) menemukan, delapan minggu setelah tsunami, jumlah pasien kejang-kejang terkait masalah mental sebesar 20%, padahal 3 tahun sebelumnya masing-masing 11%, 5%, dan 0%.


Respon yang berbeda dipengaruhi perbedaan persepsi dalam memaknai bencana alam, kerentanan dan resiko. Seperti menurut Anthony Oliver-Smith dalam Greg Bankoff (2003), kerentanan sangat dipengaruhi oleh sosial-budaya. Bencana alam bukan semata-mata akibat mekanisme alam, melainkan proses kebudayaan.


Bagi penduduk Jepang, bencana adalah ketika gagal melakukan mitigasi, dan merupakan masalah manusiawi, sedangkan bagi orang Aceh, bencana alam selalu dikaitkan dengan kekuasaan Tuhan. Penelitian oleh Oman Fathurahman, ahli filologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah (2014) menemukan bahwa penafsiran bencana alam sebagai takdir Tuhan cenderung akan melemahkan upaya mitigasi bencana, namun berefek mempercepat pemulihan masyarakat korban bencana alam tersebut.


Semoga setelah 10 tahun berlalu, masyarakat Aceh dapat benar-benar pulih dan mampu menata kembali kehidupan mereka, ya. Kita doakan saja :)






sumber: Kompas, Senin, 22 Desember 2014, halaman 14.

Sabtu, 15 November 2014

Garuda Asal Yogyakarta Melaju di Korea Selatan

Korea Selatan menjadi lintasan baru bagi Mobil Listrik Garuda buah karya mahasiswa tim mobil listrik Universitas Negeri Yogyakarta. Pada tanggal 24-25 Mei 2013 silam, tim ini berhasil mengibarkan sang saka pada ajang bertajuk International Student Green Car Competition 2013 di Seoul, Korea Selatan. Kompetisi level internasional ini melombakan 4 kategori, yaitu acceleration, maneuverability, endurance performance, dan creative technology. Event ini diikuti oleh 40 tim mobil listrik dan 10 tim mobil hybrid.


Ahmad Yulianto, sebagai team leader menuturkan bahwa mobil listrik Garuda ini mengaplikasikan 3 teknologi yang tidak digunakan oleh tim lainnya, yaitu quick release steering wheel, LCD on steering wheel, dan electric differential. Selain itu, tipe mobil balap mirip Formula 1 yang dipilih mengundang antusiasme tim lain dan panitia, mulai dari ide desain hingga material yang digunakan.


Dengan inovasi dan kretivitas inilah, tim mobil listrik UNY mampu menyabet peringkat 1 untuk kategori creative technology, peringkat 5 kategori maneuverability, peringkat 6 kategori endurance performance, dan peringkat 13 untuk kategori acceleration. Prestasi ini membuat tim berhasil mengantongi uang 1 won.






 

Minggu, 09 November 2014

Perlu 37 Tahun!

Sepertinya tak ada yang tak tahu bahwa negara kita menyabet gelar negara kepulauan terrr besar di dunia!


Namun, tak banyak yang tahu, berapa pastinya jumlah pulau yang dimiliki Indonesia. Menurut Kepala Badan Informasi Geospasial Asep Karsidi kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, pada kesempatan serah terima perangkat pendukung infrastruktur informasi geospasial di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf Jakarta, 7 Mei 2014, Indonesia memiliki 13.466 pulau yang terdaftar dan berkoordinat. Dijelaskan oleh Asep Karsidi, bahwa jumlah tersebut sudah diakui dunia internasional dan tercatat di PBB.  Melalui United Nations Group of Experts on Geographical Names (UN GEGN), dimana Indonesia bergabung di dalamnya, setiap tahun, negara dapat memberikan informasi jika ada penambahan jumlah pulau. Penghitungan jumlah pulau ini dilakukan oleh Tim Nasional Pembakuan Rupabumi Indonesia.


Lho, bukankah dengar-dengar jumlah pulaunya 17.000? Menurut Asep, yang juga menjadi Sekretaris Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi, jumlah 17.508 pulau itu diperoleh karena Gosong dimasukkan sebagai pulau. Padahal Gosong hanya gundukan pasir atau terumbu karang yang muncul saat air surut dan tenggelam saat pasang naik air laut. Adapun definisi pulau oleh PBB adalah obyek yang masih tampak saat air laut pasang.


Namun, yang terpenting adalah bahwa Indonesia berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga.  Batas tersebut ada pada 92 pulau terluar yang perlu dijaga dan dikelola dengan baik, karena pulau-pulau tersebut digunakan untuk menentukan garis pangkal batas wilayah negara Indonesia dengan negara lain. Untuk itu BIG sebagai penyelenggara informasi geospasial termasuk di dalamnya telah memetakan 92 pulau terluar tersebut, yang sudah disajikan dalam bentuk peta dan buku atlas. Wah, jangan sampai pulau-pulau tersebut hilang dari genggaman kita ya.


Nah, cukup banyak kan pulau yang dimiliki Indonesia? Oh, bukan hanya cukup banyak, tapi sangaaaat banyak. Dengan jumlah pulau se banyak ini, kita bahkan perlu 37 tahun bila tinggal sehari saja di setiap pulau, ckckck. So, masih ragu sama ke-raksasa-an Indonesia? Seharusnya, sumber daya sehebat ini mampu membuat Indonesia mengungguli negara lain lhooo, seharusnya. Maka, yuk sama sama mewujudkannya!








Ter-ramah Nomor 7

Baru baru ini, Indonesia mendapat peringkat 7 negara paling ramah di dunia! Penghargaan dalam kategori friendliness tersebut didapatkan dari hasil penelitian tahunan yang dilakukan oleh InterNation, dan dilansir oleh Expat Insider 2014. Selain itu, dalam salah satu sub kategori kualitas hidup, Indonesia meraih peringkat 8 negara paling bahagia.


Sementara dalam kategori Ease of Settling In, yakni negara yang memiliki kemudahan bagi pendatang untuk menetap, Indonesia berada di peringkat 9. Kategori ini, terbagi menjadi empat sub kategori. Pada sub kategori Feeling Welcome, di mana pendatang merasa disambut, Indonesia menempati peringkat 18. Sementara pada sub kategori Finding Friends, Indonesia menduduki peringkat 10 negara yang mudah bagi pendatang untuk mencari teman. Sub kategori berikutnya, yakni Language, Indonesia berada di urutan ke 11.


Semoga diraihnya penghargaan ini membuat semakin banyak lagi wisatawan yang tertarik untuk menyambangi Indonesia ya, semoga kita sendiri juga dapat mempertahankan budaya baik ini dan membuat para wisatawan kerasan, SMILE! 



 



Kamis, 23 Januari 2014

Bayi Kelahiran Indonesia

Tahun 2012 kemarin, Indonesia, tepatnya Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Sumatera berhasil melahirkan bayi badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) pertama di Asia yang lahir dari perkawinan induk di penangkaran. Bayi badak ini diberi nama Andatu, singkatan dari 'anugerah dari Tuhan'. Andatu juga merupakan singkatan dari nama kedua orang tuanya, Andalas, pejantan yang didatangkan dari Suaka Rhino Sumatera (SRS) dan Ratu, ibunya.


Kelahiran Andatu sangat dinanti banyak pihak. Bayangkan, sejak penangkaran badak pertama kali, 126 tahun silam di India. Tak heran, begitu Ratu hamil lagi (dua kehamilan sebelumnya keguguran), tim dokter dari Indonesia, Australia, AS, dan Badan Konservasi Dunia (IUCN) mencurahkan perhatian khusus. Proses Ratu melahirkan di salah satu kandang SRS pun dipantau ketat lewat kamera khusus, hingga kelahirannya pada tanggal 23 Juni 2012 pukul 00:45. "Begitu lahir, kami bersorak melebihi merayakan gol," kata Widodo Ramono, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia (Yabi) di Kementerian Kehutanan.

Kelahiran hidup Andatu, setelah dua kali Ratu keguguran, diklaim keberhasilan penangkaran badak Sumatra di Indonesia. Wah. Sementara itu, Andalas rencananya akan dikawinkan lagi dengan badak sumatera betina lain bernama Rosa dari Bukit Barisan Selatan, dan Bina dari Way Kambas.

Andatu sendiri, Juni tahun lalu baru saja merayakan ulang tahunnya yang pertama lo. Untuk memperingati satu tahun Andatu, Menhut memberikan buah-buahan yang dirangkai seperti gunungan kepada anak badak beserta induknya. Hadiah spesialnya untuk Andatu adalah pelepasliarannya oleh Menhut karena sejak dilahirkan dari rahim induknya, Andatu bersama sang induk tinggal di Suaka Rhino Sumatera dan diamati dengan intensif oleh pawang dan dokter hewan.


Nah, menurut WWF, badak merupakan salah satu satwa karismatik bagi upaya konservasi di dunia. Terdapat lima sub spesies badak di dunia yang terancam punah dan dua diantaranya ada di Indonesia, yaitu badak Jawa dan badak Sumatera. Indonesia sendiri adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki populasi tersisa badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) sebanyak sekitar 50 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon. Populasi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) juga dalam kondisi yang tidak kalah kritisnya. Saat ini diperkirakan hanya sekitar 200 individu badak Sumatera yang tersebar di Sumatera bagian utara dan selatan. Jika upaya penyelamatan tidak segera ditingkatkan maka dipastikan kita tidak akan bisa melihat badak lagi. Duh.

Semoga Andatu tumbuh sehat ya, dan semoga banyak lahir bayi bayi badak lainnya menyusul kesuksesan kelahiran Andatu. Kita berdoa saja :)





Oiya, untuk info tambahan, dunia memperingati hari badak Internasional pada 22 Desember. sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan momentum Tahun Badak Internasional pada hari kelahiran Andatu, 23 Juni 2012. Mari ikut serta menyelamatkan hidup badak!

source:  http://www.wwf.or.id/?29421/Dunia-Peringati-Hari-Badak-Internasional, http://www.antaranews.com/berita/381539/bayi-badak-andatu-dilepasliarkan, http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/06/bayi-badak-andatu-setelah-124-tahun, http://sains.kompas.com/read/2012/06/25/1651511/Andatu.Nama.Bayi.Badak.Sumatera.di.Way.Kambas